Ada seorang aktivis LSM (Lembaga Swada Masyarakat), bernama Urip Supanji diundang Presiden Amerika Serikat Bill Clinton beberapa tahun yang lalu. Mendapat undangan itu, Urip senang bukan kepalang. Namun ada kesedihan yang menyelimutinya, Urip bahasa Inggrisnya tidak lancar.
Maka datanglah Urip ke rumah rekannya, Munarman yang ahli bahasa Inggris. “Mas aku diundang Presiden Amrik untuk hadir ke gedung putih, kesempatan ini aku ambil nggak ya?” kata Urip ketika bertamu ke rumah Munarman. Mendapat pertanyaan itu, lelaki yang sudah melalang buana itu langsung menjawab, “ambil saja, kesempatan jarang datang dua kali. Lagian jarang-jarang lho ada orang diundang Presiden Amerika.”
“Tapi khan kamu tahu, bahasa Inggrisku kacau,” sergah Urip. “Urip…Urip… ketemu Presiden nggak mungkin diskusi, paling kamu dengar pidatonya kemudian salaman. Kamu tidak perlu menguasai Bahasa Inggris. Kamu cukup menguasai dua kalimat saja, pertama "How Are You? " itu kamu pakai ketika ketemu Presiden. Pasti Presiden akan menjawab "I’m fine, and you?" Langsung kamu jawab "Me too…" Jadi kamu hanya perlu menguasai dua kalimat saja, "How are you" dan "me too…"” Munarman menjelaskan kepada Urip
Maka selama dua minggu tersisa, Urip hanya menghafalkan how are you? me too, how are you? me too… begitu terus diulang-ulang. Akhirnya, sampailah pada hari yang ditunggu-tunggu. Urip berangkat ke Amerika dengan diantar Sri Mulyani istrinya dan Hermawan anaknya serta Teguh sopir pribadinya sampai bandara Soekarno-Hatta.
Degup jantung urip makin cepat ketika pertemuan dengan Presiden Bill Clinton sudah berlangsung. Apalagi ketika acara berjabat tangan dimulai, sambil menunggu giliran ia menghafal how are you? me too…tiada henti. Begitu mendapat giliran salaman, Urip grogi maka yang keluar dari mulutnya bukan how are you? akan tetapi who are you? Walau agak terkejut namun tetap memaksakan senyum Presiden Amerika kala itu menjawab “I’m Hillary’s Husband. Maka dengan cepat Urip menjawab me too…
No comments:
Post a Comment