Thursday, December 11, 2008

JAWA vs BATAK vs SUNDA


Hari minggu itu kami sekeluarga (Ayah, Ibu, kakak, adik dan aku) tengah bersiap untuk makan siang. Tiba-tiba datang seorang sahabat kakak lelakiku, Bang Ucok namanya, (seorang cowok Batak yang baru 4 bulan pindah dari Medan, dan menjadi tetangga kami). Akhirnya kamipun mengajak Bang Ucok untuk ikut makan siang bersama, dan ternyata dimeja makan itulah kami mendapatkan kejadian-kejadian yang lucu.

Menu makan siang kami saat itu adalah sayur asem + ayam goreng + tahu & tempe goreng + sambal + kerupuk udang, sebagai pelengkap tersedia juga cabe rawit (bila sambal yang sudah tersaji dirasakan kurang pedas).

Ayah : “Nak Ucok, ayo jangan malu-malu, makan yang banyak”.
Ucok : ”Terima kasih Pak !”
Ibu : “ Iya Nak, cobain masakan Ibu, mudah2an saja suka “

(Bang Ucokpun segera mengambil Nasi dan lauk pauknya : ayam goreng, tahu goreng dan sambal), tapi dia terkejut ketika akan mengambil sayur asem, karena tiba-tiba saja Ayahku berkata…..

Ayah : “ Nah, kalau itu JANGAN ASEM ! “ .
Bang Ucok segera membatalkan niatnya untuk mengambil sayur, sambil berpikir dalam hati….(kena apa pula rupanya aku tak boleh mengambil sayur itu ?)
Ayah : “ Kena apa gak jadi ambil sayurnya Nak Ucok, gak suka ya ? ”
Ucok : (senyum-senyum sambil berkata dalam hati, bah !, bingung kali aku…, tadi katanya tak boleh ku ambil, sekarang disuruhnya pula aku untuk ambil sayur itu….macam mana pula ….???)

Rupanya kakakku melihat kebingungan yang sedang Bang Ucok rasakan.

Kakak : “ Cok, maksud Ayahku JANGAN ASEM bukan berarti TIDAK BOLEH KARENA ASEM, tapi JANGAN ASEM adalah SAYUR ASEM,karena dalam Bahasa Jawa JANGAN = SAYUR.
Ucok : “ Ooooo…… “
Ibu : “ Tambah lagi Nak “
Ucok : “ Sudah cukup Bu “ sambil tangannya akan meraih cabe rawit
Ibu : “ Nak Ucok senang cengek juga rupanya “
Ucok : “ Apa Bu, mana….. kerupuk jangek ? “
Aku : “Wah……., ada apalagi nih…..? “ (dalam hati )

CABE RAWIT di Jawa Barat disebut CENGEK (rupanya Bang Ucok salah dengar, dia kira Ibu kami menyebutnya JANGEK, yang dalam Bahasa Sumatera berarti KERUPUK KULIT), padahal yang tersaji di atas meja makan hanyalah Kerupuk Udang; jadi pantas saja kalau dia kelihatan kebingungan.

Akhirnya kami semua hanya bisa tertawa, menyadari akan kesalah pahaman dalam penggunaan bahasa yang telah terjadi siang itu. Namun dibalik kelucuan tadi, kamipun merasa sangat bangga betapa beraneka ragamnya kekayaan budaya yang kita miliki sebagai Bangsa Indonesia.