Thursday, December 11, 2008

Kompor

Suatu hari ada seorang ibu akan melepas kepergian putrinya yang kebetulan akan kuliah dan kos di Jakarta. Beginilah kira-kira obrolan ibu dan anak gadisnya (sebut saja Dewi) itu

Ibu : Nak sekarang kamu sedah dewasa, jadi harus bisa menjaga diri dan kehormatan sebagai seorang wanita

Dewi : iya bu!

Ibu : kalau ada lelaki yang pegang dada kamu, tolak dengan cara halus. Katakan saja, Jangan Mas, ini keramik, nanti bisa pecah.

Dewi : Iya bu!

Ibu: Kalau ada lelaki yang ingin pegang ini sang ibu menunjuk selangkangan Dewi bilang " jangan, ini kompor nanti bisa terbakar"

Dewi : iya bu!

Tiga bulan kemudian Dewi pulang kampung. Malam harinya dia ngobrol dengan sang ibu yang tampak was-was dengan penuh tanya.

Ibu : coba ceritakan pengalaman kamu selama di Jakarta.

Dewi : saya sudah jalankan nasehat ibu

Ibu : Bagus, kamu memang anak baik..

Dewi : Pernah ada seorang lelaki ingin pegang dada saya, lalu saya bilang jangan, ini keramik, nanti bisa pecah, dan dia tidak jadi pegang.

Ibu: Bagus! terus bagaimana Nak?

Dewi : Karena tidak jadi pegang dada, dia mau pegang 'punya' saya. Terus saya larang, saya bilang jangan, ini kompor nanti bias terbakar.

Ibu: terus Nak!

Dewi: terus dia bilang. Wah kebetulan, saya mau bakar daging. dia keluarin daging yang tersimpan dibalik celana. Terus dimasukkin ke kompor. Katanya biar nggak hangus harus dimasukkin ke mulut. Terus dimasukin ke kompor lagi, terus dimasukkin ke mulut lagi... begitu terus berulang-ulang. Saya disuruh cicipin, karena belum matang juga dia masukkkin lagi ke kompor. Lama deh matangnya sampe keluar minyaknya.

Ibu :?? (sang ibu pingsan...)

No comments: